Rabu, 14 Desember 2011

it's aLL about SISTEM MUSCULOSKELETAL

Latar Belakang

Mempelajari sistem kerangka & otot kerangka. Osteologi adalah cabang ilmu anatomi yang mempelajari tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.

Mengapa kita bisa bergerak ? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia.

Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama yaitu memberi bentuk tubuh, tempat melekatnya otot, pergerakan, sistem kekebalan tubuh, perlindungan, produksi sel darah, dan penyimpanan.

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi

Sistem musculoskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursa. Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di sumsum tulang) dalam proses yang disebut hematopoesis.

SISTEM MUSCULOSKELETAL

Muskuloskeletal terdiri atas Muskuler / Otot (otot, tendon,dan ligamen) dan Skeletal / Rangka (tulang dan sendi). Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintegrasi dari sistem skeletal, otot skeletal, dan sistem saraf.



I. Muskuler / Otot
A. Otot

1. Pengertian Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagiankecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.

2. Fungsi sistem muskuler/otot
a. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.

3. Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
a. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot.
b. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
c. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
d. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.

4. Jenis-jenis otot
a. Otot rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
1) Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
2) Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
3) Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
1) Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
2) Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunya banyak nukleus ditepinya.
3) Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
4) Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya ada yang kasar terdiri dari protein myosin dan ada yang halus terdiri dari protein aktin/actin.

b. Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, sertapada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi,urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
1) Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
2) Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
3) Kontraksinya kuat dan lamban.

Struktur mikroskopis otot polos sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen- myofilamen.
Jenis otot polos ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.
1) Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yangmemfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektorpili rambut.
2) Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampuberkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiriatau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasildari aktivitas listrik spontan.

c. Otot Jantung
1) Merupakan otot lurik
2) Disebut juga otot serat lintang involunter
3) Otot ini hanya terdapat pada jantung
4) Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
5) Struktur mikroskopis otot jantung mirip dengan otot skeletal.

5. Kerja Otot
a. Fleksor (bengkok) - Ekstentor (meluruskan)
b. Supinasi(menengadah) - Pronasi (tertelungkup)
c. Defresor(menurunkan) - Lepator (menaikkan)
d. Sinergis (searah) -Antagonis (berlawanan)
e. Dilatator(melebarkan) - Konstriktor (menyempitkan)
f. Adduktor(dekat) - Abduktor (jauh)

Gerakan tulang dan sendi merupakan proses aktif yang harus terintegrasi secara hati-hati untuk mencapai koordinasi. Otot skeletal, karena kemampuannya untuk berkontraksi dan berelaksasi, merupakan elemen kerja dari dari pergerakan.

Kontraksi otot dirangsang oleh impuls elektrokimia yang berjalan dari saraf ke otot melalui sambungan mioneural. Impuls elektrokimia menyebabkan aktin tipis yang mengandung filamen menjadi memendek, kemudian otot berkontraksi. Adanya stimulasi menghasilkan otot relaksasi.

Ada dua tipe kontraksi otot yaitu :
a. Kontraksi isotonik adalah peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek.
b. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot.

Otot yang penting dalam pergerakan melekat diregio skeletal tempat pergerakan itu ditimbulkan oleh pengungkitan. Pengungkitan terjadi oleh tulang tertentu seperti humerus, ulna dan radius serta sendi yang berhubungan seperti sendi siku, bekerja sama sebagai pengungkit.

Otot yang penting dalam membentuk postur atau kesejajaran tubuh diantaranya otot ekstremitas bawah, tubuh, leher dan punggung. Kelompok otot ini bekerjasama untuk menstabilkan dan menopang berat badan saat berdiri atau duduk dan memugkinkan indivisu tersebut untuk mempertahankan postur duduk atau berdiri.

Postur dan pergerakan juga tergantung pada ukuran skelet dan perkembangan otot skelet. Koordinasi dan pengaturan kelompok otot yang berbeda tergantung pada tonus otot dan aktivitas dari otot antagonistik, sinergistik dan antigravitasi.

a. Tonus otot
Adalah suatu keadaan normal dari tegangan otot yang seimbang. Tonus otot dipertahankan melalui penggunaan otot yang terus menerus. Aktivitas sehari-hari membutuhkan kerja otot dan membantu mempertahankan tonus otot. Akibat dari imobilisasi atau tirah baring menyebabkan aktivitas dan ttonus otot berkurang.
b. Kelompok otot
1) Otot antagonistik bekerja sama untuk menggerakan sendi, ott penggerak aktif berkontraksi dan otot antagonistiknya relaksasi. Misalnya ketika lengan fleksi maka otot bisep brankhialis aktif berkntraksi, dan otot antagoonisnya, trisep brankhialis relaksasi.
2) Otot sinergistik berkontraksi bersama untuk menyempurnakan gerakan yang sama. Ketika lengan fleksi, kekuatan otot kontraksi dari otot bisep brankhialis ditingkatkan oleh kntraksi otot sinergistik, yaitu brankhialis.
3) Otot antigravitas terutama berpengaruh kepada stabilisasi sendi. Otot secara terus menerus melawan efek gravitasi tubuh dan mempertahankan postur tegak atau duduk. Pada orang dewasa, otot antigravitasi adalah otot ekstensor kaki, gluteus maksimus, quedrisep femoralis, otot soleus dan otot punggung.

B. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yangterbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang denganotot atau otot dengan otot.

Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih, mengilat yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendon bersifat kuat, fleksibel dan tidak elastis serta mempunyai panjang dan ketebalan bervariasi. Tendon achiles (tendon kalkaneus) adalah tendon yang paling tebal dan paling kuat didalam tubuh. Permulaan tendon ini berada dipertengahan posterior kaki dan mengikat otot gatroknemius dan soleus di tulang kalkaneus pada kaki bagian belakang.

C. Ligamen
Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengilat, fleksibel mengikat sendi menjadi satu dan menghubungkan tulang dengan kartilago. Ligamen bersifat elastis sehingga membantu fleksibelitas sendi dan mendukung sendi. Selain itu beberapa ligamen memiliki fungsi protektif. Misalnya, ligamen antarvetebra, ligamen nonelastis dan ligamen flavum mencegah kerusakan medula spinalis saat punggung bergerak.

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakanjaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkustulang dengan tulang yang diikat oleh sendi. Beberapa tipe ligamen :
1. Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan

2. ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.

II. Sistem Rangka / Skeletal
A. Tulang / Rangka
1. Pengertian
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuhkita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulangbelakang.

2. Fungsi Tulang
Tulang-tulang pada manusia selain menyusun rangka, juga mempunyai fungsi lain, yaitu:
a. Memberi bentuk tubuh
b. Melindungi alat tubuh yang vital.
c. Menahan dan menegakkan tubuh.
d. Tempat perlekatan otot.
e. Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan posfor.
f. Tempat pembentukan sel darah.
g. Tempat penyimpan energy, yaitu berupa lemak yang ada di sumsum kuning.

3. Struktur Tulang
a. Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).
b. Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
c. Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.
d. Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.
e. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa).
f. Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).

Jaringan tulang terdiri atas :
a. Kompak (sistem harvesian matrik dan lacuna, lamella intersisialis).
b. Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh darah).

Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
a. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
b. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
c. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-lempengan yang mengandung sel tulang).
d. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).

4. Klasifikasi Tulang
Berdasarkan matriksnya, jaringan tulang dibedakan sebagai berikut:
a. Tulang Kompak, merupakan tulang dengan matrik yang padat dan rapat, misalnya tulang pipa.
b. Tulang Spons merupakan tulang yang matriksnya berongga misalnya tulang-tulang pipih dan tulang-tulang pendek.

Berdasarkan bentuknya terdapat tiga macam bentuk tulang yang menyusun rangka tubuh, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek, selain itu ada pula tulang tak terbentuk.
a. Tulang pipa (tulang panjang)
Berbentuk tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain, contohnya adalah tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengupil. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian tengah disebut diafisis , kedua ujung disebut epifisis, dan antara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis. Pada anak-anak cakra epifisis berupa karti;ago yang mengandung osteoblas, sedangkan pada orang dewasa yang sudah tidak bertambah lagi tingginya cakra epifisis sudah sudah menulang. Osteoblas menempati rongga yang disebut rongga sumsum tulang.

b. Tulang pipih
Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat, contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak.
c. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk kubus dan hanya ditemukan pada pangkal kaki, pangkal lengan dan ruas-ruas tulang belakang.

d. Tulang tak berbentuk
Memiliki bentuk yang tertentu . tulang ini terdapat diwajah dan tulang belakang.

5. Jenis Tulang
a. Tulang rawan (Kartilago)
Bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel- sel rawan yang dapat menghasilkan matriks berupa kondrin. Pada anak-anak jaringan tulang rawan banyak mengandung matriks. Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya cuping hidung, cuping telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi- sendi tulang, antar ruas tulang belakang, pada cakra epifis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Tulang rawan ada tiga tipe yaitu: hialin, elastik dan serat.
1) Tulang Rawan Hialin
Matriksnya memiiki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat. Terdapat pada saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk. Tulang rawan hialin bening seperti kaca.
2) Tulang Rawan Elastik
Susunan polikandrium, matriks, sel dan lacuna tulang rawan elastic sama dengan tulang rawan hialin. Akan tetapi serat kolagen tulang rawan elastic tidak tersebar dan nyata seperti pada tulang rawan hialin. Bentuk serat-serat elastic bergelombang. Tulang rawan elastic terdapat pada epiglottis dan bagian luar telinga.
3) Tulang Rawan Fibrosa (Fibrokartilago) / Serat
Matriksnya mengandung serabut kolagen kasar dan tidak teratur; terletak di perlekatan ligamen, sambungan tulang belakang, dan simfisis pubis. Sifat khas dari tulang rawan ini adalah lakuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel-sel (kondrosit).

b. Tulang (osteon)
1) Bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tersusun dari bagian-bagian sebagai berikut:
Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yaitu derivate mesenkima yang memiliki potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas terdapat dibagian luar membrane (periosteum).
2) Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit.
3) Osteosit merupakan sel-sel tulang dewasa.
4) Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat disekitar permukaan tulang. Fungsi osteoklas untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan tulang.

6. Pembagian Sistem Skeletal
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Secara garis besar rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi 2, yaitu : rangka aksia (tumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).

a. Rangka Aksial
Rangka aksial terdiri dari tulang belakang (vertebra), tulang tengkorak dan tulang rusuk.
1) Tengkorak
Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang terdapat pada tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat digerakakan.
2) Tulang Belakang
Pada tulang belakang terjadi perlengkungan-perlengkungan yang berfungsi untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan berbagai jenis posisi dan gerakan misalnya berdiri, duduk atau berlari.
3) Hioid
Merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat pelekatan beberapa otot mulut dan lidah.
4) Tulang Dada dan Tulang Rusuk
Tulang dada dan tulang rusuk bersamaan membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat didada, yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang.

b. Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang lengan, tungkai dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian bawah. Tulang rangka apendikuler bagian atas terdiri dari beberapa tulang sebagai berikut :
1) Tulang selangka
Tulang selangka atau tuang leher membentuk bagian depan bahu.
2) Tulang belikat
Tulang belikat terdiri atas sendi bahu dan merupakan bagian pembentukan bahu.
3) Tulang pangkal lengan, pengumpil dan hasta
Tulang pangkal lengan bersama tulang pengumpil dan hasta menyusun alat gerak yaitu tangan.
4) Tangan
Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan, telapak tangan dan jari tangan. Tangan tersusun oleh karpal skafoid, lunate, triquetrum, pisiform, trapesium, trapesoid, kapitatum dan hamate. Telapak tangan (metakarpal) terdiri dari bagian dasar, batan dan kepala. Jari tangan terdiri dari tiga ruas kecuali ibu jari yang mempunyai dua ruas.
5) Kaki
Tulang apendikuler bagian bawah terdiri atas beberapa tulang yang menyusun kaki (alat gerak bagian bawah). Kaki terdiri atas tulang kaki dan telapak kaki. Tulang kaki disusun oleh tulang paha, tempurung lutut, tulang kering dan tulang betis.pergelangan kaki disusun oleh tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid, navikular, kuneiformis dan jari-jari.

7. Hubungan Antar Tulang
Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak dibutuhkan struktur khusus yang terdapat pada artikulasi, Struktur khusus tersebut dinamakan sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Mula-mula kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago akan membentuk sel-sel tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membrane sinoval) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut sinoval.

B. Sendi
1. Pengertian Sendi
Sendi adalah persambungan (artikulasio) pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka. Ilmu yang mempelajari persendian disebut dengan artrologi.

2. Jenis Sendi
Tiga jenis sendi berdasarkan strukturnya yaitu :
a. Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
b. Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
c. Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.

Sendi berdasarkan jenis persambungannya yaitu :
a. Sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi, hubungan antar tukang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis, yaitu suture dan sinkrondosis.
Suture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sikondrosis adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa, hubungan antar tulang ini tidak dapat digerakkan.

b. Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit gerakan. Dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis sendi dihubungkanoleh kartilago serabut yang pipih, contohnya pada sendi antar tulang belakang, dan pada tulang kemaluan. Pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament . contohnya sendi anatar tulang betis dan tulang kering.

c. Diatrosis adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan, disebut juga sendi. Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan keleluasaan bergerak dan fleksibel.
Diatrosis dicirikan sebagai berikut:
1) Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat fibrous.
2) Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membrane jaringan ikat yang disebut membrane synovial yang menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi gesekan.
3) Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligament dan ada yang tidak.
4) Di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut.

Hubungan tulang yang bersifat diartrosis contohnya adalah sebagai berikut:
1) Sendi Peluru
Pada sendi ini kedua ujung berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini memungkinkan gerakan yang bebas dan dapat berporos tiga. Misalnya sendi pada gelang bahu dan gelang panggul.
2) Sendi Engsel
Pada sendi engsel kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu , misalnya pada siku, lutut, nata kaki, dan ruas antar jari.
3) Sendi Putar
Pada sendi ini ujung yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk seperti ini memungkinkan untuk gerakan rotasi untuk satu poros , misalnya antar tulang hasta dan pengumpil, dan antar tulang atlas dengan tulang tengkorak.
4) Sendi Ovoid
Sendi ini memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan kekiri dan kekanan , maju mundur dan muka belakang. Misalnya antar tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
5) Sendi Pelana
Pada sendi ini kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas, seperti gerakan orang naik kuda. Misalnya sendi antar tulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan dan ibu jari.
6) Sendi luncur
Kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser dan tidak berporos, contohnya sendi antar tulang pergelangan tangan, antar tulang pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.

3. Penstabil sendi
a. Jaringan kolagen kapsula sendi & ligamen.
b. Bentuk permukaan sendi ® menentukan gerakan spesifik sendi
c. Adanya tulang lain, otot rangka, & bantalan lemak pd sendi.
d. Tegangan pd tendon yg menempel pd tulang yang bersendi

4. Gerakan Sendi
a. Gerakan lurus (linear motion) – gliding
b. Gerakan sudut (angular motion)
1) Fleksi-ekstensi-hiperekstensi
2) Abduksi-adduksi
3) Sirkumduksi
c. Gerakan putar (rotation)
1) Rotasi kanan-kiri
2) Rotasi medial-lateral
3) Pronasi-supinasi
1) Inversi-eversi
2) Dorsofleksi-plantar fleksi
3) Opposisi
4) Protraksi-retraksi
5) elevasi-depresi
6) fleksi lateral

Tidak ada komentar:

Posting Komentar